menikah

Monday, January 21, 2013

Hari sabtu kemarin saya datang ke pernikahan teman SMA saya. Ada beberapa temen yang seumuran saya sudah menikah, dan saya datang ke pernikahan mereka. Bagi saya, sebuah pernikahan itu selalu menarik, apalagi temen-temen seumuran. Aura positifnya, semua senyum orang-orang sekitarnya, pancaran mata bahagianya.. Tapi disisi lain, selalu terlintas dipikiran saya, apa ya yang membuat mereka membuat keputusan untuk menikah? Gimana mereka bisa merasa yakin? Gimana mereka bilang ke orang tua masing-masing? Apa perbedaan hidup sebelum dan setelah menikah? Dan sejuta pertanyaan lain-lainnya

Sekarang ini, umur saya tahun ini 21 tahun, saya sudah menjalani masa pacaran selama 3 tahun 4 bulan. Waktu yang cukup lama untuk sekadar pacaran, bagi saya. Apa yang didapat selama ini dari pacaran? Banyak sekali yang manis-manis dan membahagiakan, tapi banyak juga yang pahit-pahit. Dua-duanya bikin banyak belajar.
Saya ingin menikah di usia muda, sebelum umur saya 25 tahun. Jadi ibu-ibu muda dan punya keluarga kecil yang baru, bikin semuanya dengan kebiasaan-kebiasaan baru. Semua keliatannya akan semakin membahagiakan.
Saya ingin hubungan ini segera halal. 3 tahunan ini memang segalanya terasa manis, tapi ini semua belum halal. Jadi rasa senengnya sedihnya adalah semu. Kami sebenernya belum berhak merasakan semua ini.
Barangkali juga saya terlalu takut hubungan ini gagal. Udah ada 3 teman dekat saya yang putus setelah pacaran lama. Ini pertama kalinya saya jatuh cinta dan udah banyak kenangan-kenangan manis, saya ngga pernah akan siap kalau harus kehilangan semua ini.
Saya cinta dia. Berkali-kali saya jatuh cinta kepadanya. Tentu saja orang-orang terdekat saya pasti tau sesuka apa saya ke dia.

Tapi yang namanya pernikahan pasti lebih kompleks dari yang pernah saya bayangkan. Tentunya pernikahan bukan sekadar yang indah-indah saja. Banyak hal yang harus disiapkan sebelum menikah. Agak menakutkan membayangkan semua kewajiban-kewajiban sebagai seorang istri, masalah finansial yang belum mapan, tekanan dari dua keluarga, gimana nyatuin dua keluarga, belum lagi segala kesabaran yang harus selalu dicurahkan karena pasti setelah menikah akan tau sifat asli pasangan, kalau langsung hamil setelah nikah gimana? Nanti mimpi-mimpi saya dalam kehidupan saya dan mimpi-mimpi dia dalam kehidupan dia gimana nyatuinnya? Gimana kalau setelah memasuki dunia kerja, semua jadi berubah? Gimana kalau ini kalau itu kalau gini kalau gitu.. hhh. Saya (dan mirza) belum siap menghadapinya.

Pasangan-pasangan yang berani nikah di usia muda itu gimana ya menjawab segala pertanyaan dan ketidaksiapan saya? mereka pasti pernah mengalami fase ini.
Pengen nikah tapi belum siap, jadi ya udah disiapin aja, jangan nikah dulu kalau belum siap. Sesederhana itu ngga sih?

*

Seingin apapun saya membuat hubungan ini berakhir bahagia, tentunya tuhan lebih tau apa yang terbaik. Seperti kata orang, jodoh itu di tangan tuhan. Kita ngga tau kapan kita akan menikah, dengan siapa kita menikah, dan bagaimana proses menuju itu. Kita cuma bisa berusaha dan berdoa semoga tuhan menguatkan kita dalam setiap prosesnya. Tentunya, saya berharap kisah ini akan berakhir bahagia di waktu yang tepat.
Saya yakin, tuhan selalu akan memberikan jalan yang terbaik. Saya bener-bener penasaran apa rencana tuhan pada cerita cinta saya. Apakah akan berakhir bahagia?

No comments

Post a Comment

Search This Blog

Contact Form

Name

Email *

Message *