Idul Fitri - seonggok kenangan

Selasa, 30 Agustus 2011

di sela-sela bikin proposal KP, saya nyoba-nyoba lagu di laptop nya mas. Eh ada nama yang unik.. PMDK. Wah lagu apaan nih? Langsung saya coba..

TERNYATA

itu lagu kami! Iya kami! Saya baru inget kalo kami pernah bikin musikalisasi puisi! PMDK itu singkatan dari Pinta Mirza Diny Karawitan. Kami bikin musikalisasi puisi dalam rangka persiapan buat apresiasi seni acara mabit. Niat banget yaa? Hehe iya emang.

Musikalisasi puisi itu kami buat pake puisi nya Sutardji Calzoem Bachri yang judulnya Idul Fitri. Ini puisi nya..

IDUL FITRI
Lihat
Pedang tobat ini menebas-nebas hati
dari masa lampau yang lalai dan sia-sia
Telah kulaksanakan puasa ramdhanku,
telah kutegakkan shalat malam
telah kuuntaikan wirid tiap malam dan siang
Telah kuhamparkan sajadah
Yang tak hanya nunu Ka'bah
tapi ikhlas mencapai hati dan darah
Dan di malam-malam Lailatul Qadar akupun menunggu
Namun tak bersua Jibril atau malaikat lainnya
Maka aku girang-girangkan hatiku
Aku bilang: Tardji rindu yang kau wudhukan setiap malam
Belumlah cukup untuk menggerakkan Dia datang
Namun si bandel Tardji ini sekali merindu
Takkan pernah melupa
Takkan kulupa janjiNya
Bagi yang merindu insya-Allah kan ada mustajab Cinta

Maka walau tak jumpa denganNya
Shalat dan zikir yang telah membasuh jiwaku ini
Semakin mendekatkan aku padaNya
Dan semakin dekat semakin terasa kesiasiaan pada usia lama yang lalai
berlupa
O lihat Tuhan, kini si bekas pemabuk ini ngebut di jalan lurus Jangan kau depakkan lagi aku ke trotoir tempat usia lalaiku menenggak arak di warung dunia

Kau biarkan aku menenggak marak cahayaMu di ujung usia
O usia lalai yang berkepanjangan yang menyebabkan aku kini ngebut di jalan lurus Tuhan
jangan Kau depakkan lagi aku di trotoir tempat dulu aku menenggak arak di warung dunia

Maka pagi ini
Kukenakan zirah la ilaha illallah
aku pakai sepatu siratal mustaqiem
akupun lurus menuju
lapangan tempat shlat ied
Aku bawa masjid dalam diriku
Kuhamparkan di lapangan
Kutegakkan shalat dan kurayakan kelahiran kembali di sana

*
nyeees banget kan puisinyaaa! Puisi ini waktu itu yang bawa si Mirza. Musikalisasi puisi nya kami buat bareng-bareng, trus pinta yang main gitar, saya nyanyi, mirza baca puisi. Diulang-ulang terus tapi suara saya tetep gitu, ga bagus-bagus! Haha emang ga bakat nyanyi.

Akhirnya itu musikalisasi puisi ga jadi dipentasin dan teronggok di laptop mirza. Saya ngga jadi ikut ke acara itu, soalnya harus mentas teater.

Tapi kenangan itu masih rapi dalam ingatan.

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *