Menikmati Pameran di Galeri Nasional

Sunday, April 3, 2022


Kemarin saya pergi jalan-jalan ke Galeri Nasional Indonesia. Senang sekali rasanya! Saya suka pergi ke museum atau ke galeri seni.

Galeri Nasional terletak di pusat kota Jakarta, Jalan Medan Merdeka Timur, tepat di seberang Stasiun Gambir.

Untuk bisa masuk ke Galeri Nasional, kita wajib melakukan pendaftaran online di website mereka. Kita bisa pilih jam masuk sesuai dengan yang kita inginkan dan tergantung dari ketersediaan slot yang masih tersisa. Setelah melakukan pendaftaran, kita akan mendapat barcode tiket masuk melalui email. Barcode inilah yang akan di scan sebelum masuk ke ruang pameran. Tanpa pendaftaran ini, kita ngga ngga akan bisa masuk ke ruang pameran apapun alasannya.

Galeri Nasional punya beberapa ruang pameran. Pameran yang sudah pasti selalu ada namanya Pameran Tetap. Letaknya di sebelah kiri kompleks Galeri Nasional. Kalau kamu belum pernah ke sana, saya sarankan kamu booking 2 sesi. Ini supaya kamu bisa lebih santai dan menikmati semua karya nya. Kalau satu sesi saja rasanya terlalu terburu-buru atau belum selesai baca dan menikmati semua karya yang dipamerkan. 

Di Pameran Tetap, saya paling suka lukisan Kapal Karam di Landa Badai karya Raden Saleh. Di sini juga ada replika lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro karya Raden Saleh yang disandingkan dengan karya Charles V berjudul Pengunduran Diri. Kalau tidak salah, kedua lukisan tentang Pangeran Diponegoro di Galeri Nasional Indonesia adalah lukisan replika. Lukisan aslinya dipajang di Istana Merdeka (kalau tidak salah ingat). 

Selain lukisan itu, saya juga suka lukisan Dyan Anggraini. Saya merasa lukisan itu sungguh menggambarkan perjuangan seorang ibu dalam berbagai aspek dalam hidupnya.

Selain lukisan, saya juga suka patung karya Dolorosa Sinaga berjudul Solidaritas. Karya Dolorosa Sinaga memang erat sekali dengan pencerminan kekuatan perempuan, sebuah tema yang saya secara personal sangat suka.

Solidaritas

Nah, minggu ini, saya ke pameran berjudul Indonesian Women Artist #3: Infusions Into Contemporary Art yang menampilkan 10 perupa perempuan Indonesia. Seluruh perupa tersebut berusia lebih dari 50 tahun. Pameran ini akan berlangsung dari tanggal 30 Maret sampai 24 April 2022 di Gedung A dan B Galeri Nasional Indonesia.

Buat saya pameran ini sangat menarik, menampilkan berbagai rasa dan warna, juga cerita yang kompleks, dinamis, dan mendalam. Saya paling suka di ruang yang berisi karya-karya ibu Dyan Anggraini. Lagi-lagi saya terkesima dengan seluruh karya Ibu Dyan. Karyanya berjudul Kor Bungkam juga sangat menarik.

Karya Dyan Anggraini lainnya yang paling terngiang bagi saya adalah karya berbentuk kaki-kaki berjajar dan penuh luka menganga yang dijahit dengan peniti. Seperti menggambarkan perjalanan panjang yang menyakitkan. Peniti ini bermakna perjalanan seorang seniman yang tidak mudah penuh tantangan, hambatan yang tiada habisnya.  Semua karya Dyan Anggraini yang ada peniti-penitinya, saya sukaa!


Karya Dyan Anggraini

Oiya, kalau kamu ke sini, jangan lupa kalau pameran Indonesian Women Artist ini ada di Gedung A yang berada di tengah Galeri Nasional dan Gedung B yang ada di sebrang pintu keluar ruang pameran gedung A.

Nah, kalau di gedung B, saya paling suka karya ibu Dolorosa Sinaga (lagi). Soalnya karya Dolorosa Sinaga itu seperti memiliki 'nyawa' tersendiri dan kisah yang mendalam. Apalagi patung berjudul Merenungi Hari Akhir. Coba deh kamu lihat karya-karya Dolorosa Sinaga lainnya di Katalog Seni Kontemporer Indonesia ini.

Karya Dolorosa Sinaga

Di gedung B juga ada ruangan karya Bibiana Lee yang mengusung tema rasisme. Saya suka karena ruangannya hitam merah dan pesannya langsung dapat.

Oiya terakhir, sekarang ini juga ada pameran solo Otty Widasari yang berjudul Partisan. Pameran yang dikurasi oleh Luthfan Nur Rochman ini membedah keberadaan teknologi media terkini yang berinteraksi dengan berbagai media lain dan juga penonton. 

Ruangan pameran terbagi menjadi tiga bagian. Pertama dalam bentuk karya narasi, ini saya suka. Kedua, perpaduan antara percakapan sehari-hari, teknologi, interaksi dengan pengunjung, dan segala kekacauan atau kerapiannya. Ketiga, video-video karya seni yang pernah ditampilkan di berbagai festival di dunia.

Saya cukup suka ruangan tontonan yang ada di dalam. Meskipun kalau sendirian, saya ngga akan berani masuk karena ruangannya agak gelap dan sepi. Saya takut hehehe. Kalau ada teman dan/atau pengunjung lain tetap seru kok.



Menikmati karya Otty Widasari


***

Selesai melihat pameran, saya dan teman main ke ruang Pajang Karya yang sedang menampilkan karya-karya sketsa Iwan Widodo. Di sana, saya ngobrol dengan mas yang jagain, namanya Mas Anjar. Kata Mas Anjar (kalau ngga salah), di situ kita bisa berkarya dengan media yang ada. Akhirnya saya menggambar sebuah karya berjudul Musim Semi di Flagstaff.


Menggambar di Pajang Karya

Sambil menggambar, saya dan teman saya mengobrol ngalor-ngidul sama Mas Anjar. Lalu dia kasih tau ternyata ada yang namanya KamiSketsa dan ada pelatihannya. Tanggal 7 April ini akan ada pelatihan langsung yang diajari oleh Iwan Widodo. Pelatihan ini gratis dan digelar secara rutin. Kamu bisa dapat informasinya di Galeri Nasional Indonesia. Pulang menggambar, saya dan teman dikasih jajanan oreo untuk dimakan di jalan. Terima kasih mas!


Musim Semi di Flagstaff. Pegal juga menggambar kertas besar. 

Pulang dari Galeri Nasional, kami main ke Mangga Besar naik transjakarta. Saya jajan kue di toko kue jadul yang cukup terkenal namanya Suisse Bakery, rekomendasi dari Jen. Saya jajan kue sus, teman saya jajan bolu ketan. Dua-duanya enak sekali!

Suisse Bakery buka setiap hari jam 7 pagi - 8 malam
Alamat Suisse Bakery:
Jl. Hayam Wuruk 114 Blok A No.5-6, RT.10/RW.9, Maphar, Taman Sari, Jakarta Barat, 11180

Malamnya, kami makan pho di Pho Saigon. Saya sudah lama banget ngga makan pho yang enak dan di sini beneran enak banget. Dagingnya banyak dan kuahnya pas. Makan ini bikin hati ku semakin senang. Habis makan pho, baru deh pulang naik kereta api dari stasiun Mangga Besar yang jaraknya hanya 500 meter dari Pho Saigon.

Pho Saigon buka setiap hari jam 10 pagi - 10 malam.
Alamat Pho Saigon: 
Jl. Raya Mangga Besar No.72, RT.6/RW.1, Taman Sari, Jakarta Barat, 11150

Jajan kue sus di Toko Suisse

Pho Saigon

***

Sungguh hari yang menyenangkan!


Semoga hari-hari mu juga menyenangkan yaa.


Diny


2 comments

  1. Aku pernah ke Galeri Nasional, tapi belum sampe masuk. Waktu itu cuma numpang photoshoot buat prewed. Hehe, spot-spot di luar nya juga ga kalah kece. Baca ceritanya Diny serasa ikutan tour di dalam. Endingnya juga seru, setelah lelah main ke museum paling pas makan enak. Great writing Din!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Keen, pho nya enak banget, lo mesti cobain deh kapan-kapan!

      Delete

Search This Blog

Contact Form

Name

Email *

Message *